chat

[Pasang Widget] | [tutup]

Selasa, 09 Agustus 2016

Awal mula adanya Vespa Extreme





Kapan vespa gembel mulai ada di indonesia???

Di Indonesia sendiri, Vespa baru dikenal sejak tahun 1960-an yaitu Vespa Congo. Kendaraan ini diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pasukan TNI (Garuda) yang pulang dari misis PBB di Congo, Afrika.
Revolusi selera terhadap Vespa bagi komunitas pemakai Vespa dan pecinta Vespa negeri orang dibanding di Indonesia sama-sama mengalami pergeseran yang ekstrim dan agresif, tapi perbedaannya yang paling menyolok adalah jenis selera yang berbanding terbalik.Jika di luar negeri orang mencari Vespa lama untuk dimodigfikasi menjadi benda yang antik, elegan dan romantis, di Indonesia justru (sebagian besar) memodifikasinya menjadi jenis Gembel, Angker, Kolot atau vespa berkarat dan kesannya jorok atau kotor.Pasti Anda pernah melihat segerombolan motor Vespa dengan gaya urakan yang terkesan tidak diurus oleh penggunanya. Itu adalah komunitas Vespa
gembel yang memang dengan sengaja mendesain tunggangannya seperti itu adanya.

Komunitas ini sudah tersebar luas di Jakarta dan sekitarnya dan terbagi dalam berbagai kelompok. Namun, meskipun berkelompok visi mereka tetaplah sama yaitu kebersamaan dan kekeluargaan.Seperti Eko Banana dari komunitas Vespa gembel Scooterist. Ketertarikan dia mengikuti komunitas ini lantaran dia memang hobi mengembara.Komunitas Vespa gembel biasanya memodifikasi motornya dengan bermacam gaya, ada yang Classic, Sasis dan Chopper dan berbagai macam aliran modifikasi Vespa mereka lakoni.Tunggangan sengaja dibikin hancur dan urakan, bak tong sampah berjalan. Mulai dari CD, kaleng susu, dedaunan bahkan kepala kambing menghiasi motor Vespa komunitas ini. Anehnya lagi, tak ada istilah malu bagi komunitas ini.


GEMBEL, TAPI CINTA LINGKUNGAN

Jangan heran kalau  melihat tampilan sebuah Vespa kumal, dengan gantungan kaleng bekas oli, kaleng minuman, botol plastik, potongan kain, spanduk kumal, jerami, sampai celana dalam, sering kita temui melintas di jalanan. Kendaraan bermotor seperti itu tentu membuat penilaian yang beragam di masyarakat. Bagaimana tanggapan para pecinta sepeda motor jenis skuter  vespa itu,  atas tudingan yang dianggap miring tersebut? Yang jelas, mereka yang menjalaninya, cuek atau acuh tak acuh saja.



Suatu siang yang cerah,  suara knalpot sember memecah suasana di jalan utama kota  Semarang. Hampir semua mata di sekitarnya mengalihkan pandangan ke arah sumber suara. Sebuah kendaraan bermotor jenis Vespa penuh dengan ”hiasan” sampah melintas pelan. Kecepatannya tak sebanding dengan suaranya yang kencang memekakkan telinga. Kendaraan yang berjalan tak lebih dari 40 kilometer per jam itu hendak menuju Ungaran, Kabupaten Semarang. Pengendaranya seorang lelaki muda berboncengan dengan cewek cantik. Di tempat duduk paling belakang, terlihat gulungan karpet yang terlipat rapi.
Jika diamati lebih dekat, kendaraan bermotor tersebut ternyata sebuah  Vespa rombeng tahun 1970-an  yang sudah dimodifikasi sesuka mereka   Vespa dirombak sedemikian rupa, shingga bentuknya jadi aneh. Setang tinggi menjulang yang biasa disebut setang monyet, karena pengendaranya terlihat seperti monyet sedang menggelayut di batang pohon. Tetapi pengendara  dan yang diboncengkan enjoy saja.

Perombakan Vespa seperti itu memang macam-macam. Ada yang menambahi gerobak atau sespan di sampingnya. Ada pula yang menceperkan dan memanjangkan badan vespa hingga bermeter-meter, ada yang 2 meter, ada pula yang sampai 8 meter. Edan tenan. Memang ciri khusus Vespa Gembel adalah kotor dan penuh cantelan barang bekas atau sampah. Maklum, penggemarnya sengaja tidak mencucinya berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tampilan vespa makin terlihat kumuh karena penggemarnya kerap menempelkan aneka ”sampah” sebagai aksesori. Mulai dari karung goni, drum bekas, galon air, sandal jepit, CD, selongsong mortir, botol infus, tengkorak sapi, hingga celana dalam, batu nisan dan lain-lain. Jika dibilang sebuah sepeda motor, sepertinya sudah ”menyalahi kodrat”.
Namun, tudingan masyarakat yang beragam seperti tidak menaati peraturan lalu lintas, atau kotoran berjalan, dianggap angin lalu oleh mereka. Namun, sikap mereka ternyata tak sekumuh penampilannya. Mereka tetap menaati peraturan yang berlaku di jalan. Sopan bila diajak bicara, dan disetiap tempat, pemberhentian, selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Extreme Vespa` di Indonesia Disorot Media Inggris


Keberadaan para pecinta motor Vespa di Indonesia disorot media asing. Saat itu mereka sedang menghadiri acara festival motor Vespa yang digelar di Cibereum, Jawa Barat.
Dilansir dari media Inggris Daily Mail, Selasa (2/7/2013), modifikasi unik para pecinta motor Vespa itu rupanya mencuri perhatian jurnalis asing. Di mana di negara asing, motor seperti itu dikenal dengan sebutan Moped.
Moped (motor berpedal) adalah tipe sepeda motor berdaya rendah dan berpedal, dirancang untuk menyediakan sarana transportasi sederhana, murah dan tidak memerlukan izin. Moped secara tradisional biasanya dilengkapi dengan pedal seperti sepeda (asal kata moped, motor-pedal).
Sementara di Indonesia sendiri, Vespa dari Florence Italia sangat populer di seluruh Nusantara, karena harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Selain Daily Mail, para pecinta Vespa itu juga disorot media Newsvine.



Unik
Tunggangan yang telah dimodifikasi itu dikenal dengan sebutan 'Extreme Vespa'. Sebab para pesertanya menghasilkan berbagai macam kendaraan unik nan aneh dan indah, yang menghiasi jalan kota di Indonesia.
Banyak Vespa telah berubah menjadi bentuk yang nyaris tak bisa dikenali, baik untuk membuat mereka lebih nyaman atau untuk meningkatkan estetika.
Beberapa Vespa dihiasi dengan grafiti atau lukisan yang memancing perhatian pecinta Vespa lainnya. Beberapa bentuk Vespa lainnya bahkan telah diperbesar, sehingga mereka bisa dinaiki 2 orang secara side by side atau bersisian bukan depan belakang.
Selain penampilan Array Vespa yang menjadi daya tarik di festival tersebut, peserta juga menikmati bersantai dan menari saat mereka berada dalam suasana pantai yang begitu indah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar